MATERI PLBJ KELAS 6 SMT 1

 


A. Faktor Pemberian Nama Jalan dan Kampung di Jakarta

Pemberian nama jalan dan kampung di Jakarta seringkali didasarkan pada berbagai faktor, seperti sejarah, budaya, kondisi alam, dan pengaruh etnis yang mendiami daerah tersebut. Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci dan beberapa contoh tambahan:

1. Keadaan Alam:

Nama jalan atau kampung bisa dipengaruhi oleh kondisi alam yang ada di daerah tersebut. Beberapa contoh:

  • Tanjung Priok: Nama ini berasal dari kata "Tanjung" yang berarti daratan yang menjorok ke laut, dan "Priok" yang merupakan nama sebuah benda tradisional dari tanah liat yang digunakan masyarakat pesisir.
  • Ancol: Berasal dari kata "Ancol" yang berarti tanah yang ditumbuhi banyak pohon kelapa atau tumbuhan lainnya yang tumbuh subur di daerah pesisir.

2. Sejarah dan Peristiwa:

Beberapa jalan dan kampung di Jakarta memiliki nama yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tertentu. Misalnya:

  • Jalan Daan Mogot: Daan Mogot adalah seorang tokoh yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Nama jalan ini mengabadikan peranannya.
  • Jalan Merdeka: Nama ini berasal dari semangat kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

3. Tokoh atau Pahlawan:

Pemberian nama jalan atau kampung untuk menghormati jasa-jasa tokoh dan pahlawan dalam sejarah bangsa. Beberapa contoh:

  • Jalan Moh. Husni Thamrin: Nama jalan ini diambil dari nama seorang pahlawan nasional Indonesia, Husni Thamrin, yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan.
  • Jalan Benyamin Sueb: Nama ini diberikan untuk mengenang Benyamin Sueb, seorang tokoh seni Betawi yang berperan besar dalam dunia hiburan Indonesia.
  • Jalan Cut Nyak Dien: Nama ini diambil dari salah satu pahlawan wanita Indonesia yang berjuang melawan penjajah.

4. Pengaruh Etnis atau Budaya:

Jakarta merupakan kota yang multietnis, dan nama jalan atau kampung sering kali berkaitan dengan etnis yang mendiami daerah tersebut. Beberapa contohnya:

  • Kampung Melayu: Nama ini berasal dari etnis Melayu yang banyak mendiami daerah tersebut, dengan kebudayaan dan bahasa Melayu yang kuat.
  • Kampung Ambon: Nama kampung ini berasal dari etnis Ambon yang banyak tinggal di daerah tersebut.
  • Kampung Tugu: Diambil dari nama Tugu yang berasal dari bahasa Portugis yang berarti “monumen,” mencerminkan jejak sejarah Portugis di Jakarta.

5. Tanaman atau Flora:

Beberapa kampung atau jalan diberi nama berdasarkan jenis tanaman yang banyak tumbuh di daerah tersebut. Misalnya:

  • Kampung Pepaya: Nama kampung ini diambil dari banyaknya pohon pepaya yang tumbuh di daerah tersebut.
  • Kampung Durian: Nama kampung ini berasal dari banyaknya pohon durian yang ada di kawasan tersebut.

6. Faktor Budaya dan Agama:

Nama daerah juga bisa berhubungan dengan budaya atau agama tertentu yang berpengaruh besar terhadap daerah tersebut.

  • Kampung Arab: Nama ini menunjukkan pengaruh etnis Arab yang banyak bermukim di daerah tersebut, serta budaya Arab yang berkembang.
  • Kampung Pulo: "Pulo" dalam bahasa Betawi berarti pulau, nama ini merujuk pada wilayah yang pada waktu itu berbentuk pulau kecil.

B. Batik Betawi: Seni dan Tradisi yang Kaya Makna

Batik Betawi merupakan salah satu warisan budaya yang kaya dengan makna dan filosofi. Batik Betawi menggabungkan unsur budaya lokal Betawi dengan pengaruh budaya asing, seperti Cina, Arab, dan Eropa, sehingga menghasilkan motif yang sangat khas.

1. Ciri-ciri Motif Batik Betawi:

  • Warna Cerah: Batik Betawi sering menggunakan warna cerah seperti merah, kuning, biru, dan hijau, yang melambangkan semangat hidup yang ceria dan dinamis.
  • Motif Geometris dan Flora: Batik Betawi banyak menggambarkan bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, lingkaran, serta motif flora seperti bunga cempaka, daun, dan pucuk rebung.

2. Motif-Motif Batik Betawi:

  • Pucuk Rebung: Motif ini melambangkan pertumbuhan, kemajuan, dan kekuatan. Pucuk rebung adalah simbol dari semangat dan energi muda yang selalu tumbuh dan berkembang.
  • Bunga Cempaka: Bunga ini adalah simbol dari kecantikan, keharuman, dan ketulusan hati. Cempaka sering kali digunakan dalam acara adat Betawi.
  • Nusa Kelapa: Motif ini terinspirasi dari pohon kelapa, yang menjadi ciri khas alam Jakarta dan menunjukkan keindahan serta kekuatan alam.

3. Proses Pembuatan Batik:

  • Canting dan Malam: Canting adalah alat yang digunakan untuk menggambar pola batik dengan lilin panas (malam). Malam digunakan untuk menutupi bagian kain yang tidak ingin terkena pewarna.
  • Pewarna: Setelah proses pencantingan, kain dibenamkan ke dalam pewarna untuk memberi warna pada kain batik.
  • Proses Pewarnaan: Pewarna alami dan sintetis digunakan untuk memberi warna pada batik, yang seringkali memiliki makna tertentu berdasarkan warna yang dipilih.

C. Maen Pukulan Betawi: Seni Bela Diri yang Menanamkan Nilai Moral

Maen Pukulan atau silat Betawi adalah seni bela diri yang berkembang di Jakarta, dengan aliran yang beragam, salah satunya adalah Be’si. Seni bela diri ini bukan hanya mengajarkan teknik pertahanan diri, tetapi juga melatih mental dan karakter melalui nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.

1. Aliran Be’si:

  • Sejarah Aliran Be’si: Be’si adalah salah satu aliran silat Betawi yang paling terkenal, yang berasal dari daerah Pesanggrahan. Aliran ini mengutamakan kecepatan, ketepatan, dan kekuatan dalam setiap gerakannya.
  • Tokoh Penting dalam Be’si:
    • Ki Marhali: Guru besar yang mengajarkan Be’si kepada banyak muridnya.
    • Haji Gozali: Salah satu tokoh yang sangat berperan dalam penyebaran ilmu Be’si di Betawi.

2. Nilai-Nilai yang Diajarkan:

  • Kesabaran: Maen Pukulan mengajarkan para pesilat untuk sabar dan tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan.
  • Keberanian: Mengajarkan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup dan bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang lain.
  • Tata Krama: Maen Pukulan mengajarkan pentingnya sopan santun dan hormat kepada sesama.

D. Permainan Tradisional Jakarta

Permainan tradisional di Jakarta tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai seperti kerjasama, kecermatan, dan sportivitas. Berikut adalah beberapa permainan tradisional yang sering dimainkan di Jakarta.

1. Galasin (Gobak Sodor):

  • Cara Bermain: Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, satu kelompok berperan sebagai penghadang dan kelompok lainnya berusaha melewati garis yang sudah ditentukan tanpa tersentuh oleh penghadang.
  • Nilai yang Diajarkan: Kerja sama, kecermatan, dan strategi.
  • Menentukan Pemenang: Kelompok yang berhasil melewati garis dengan selamat dianggap menang.

2. Basahu Bulan:

  • Cara Bermain: Pemain harus melemparkan sebuah benda pipih (gaco) ke dalam kotak yang digambar di tanah, kemudian melompat melewati kotak tanpa menyentuh garis.
  • Manfaat: Melatih keseimbangan, kelincahan, dan kecermatan.

3. Galaksi:

  • Cara Bermain: Permainan ini mirip dengan galasin, namun dengan lebih banyak garis yang harus dilalui dan penghalang yang lebih variatif.
  • Menentukan Pemenang: Kelompok yang berhasil melewati semua garis tanpa tertangkap penghalang adalah pemenangnya.

Latihan Soal
  1. Nama lain permainan galasin adalah ....
  2. Kawasan yang diberi nama berdasarkan tanaman tertentu di Jakarta Pusat adalah ....
  3. Tokoh atau pahlawan asli Betawi yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta Pusat adalah ....
  4. Motif batik nusa kelapa terinspirasi dari ....
  5. Maen pukulan Betawi aliran Be'si berasal dari daerah ....
  6. Tanah yang menjorok ke lautan merupakan asal-usul nama daerah ....
  7. Lie Tjeng Hok mengajarkan ilmu Be'si kepada ....
  8. Kelompok yang bertugas menghadang pemain agar tidak melewati garis akhir adalah kelompok ....
  9. Motif batik yang memiliki makna kekuatan adalah ....
  10. Motif batik asli Betawi mengangkat tema tentang ..
  11. Tulislah empat faktor yang berkaitan dengan pemberian nama jalan dan kampung.
  12. Tulislah tiga nama kampung berdasarkan asal-usul jenis tanaman tertentu di Jakarta!
  13. Tulislah lima contoh motif batik asli Betawi!
  14. Tulislah sikap positif yang perlu dikembangkan dalam maen pukulan Betawi.
  15. Bagaimana cara menentukan pemenang dalam permainan galasin?

Kunci Jawaban

  1. Tanjung Priok
  2. Menteng
  3. Moh. Husni Thamrin
  4. Nama asal Jakarta
  5. Petukangan
  6. Tanjung Priok
  7. Kong Simin
  8. Penghadang
  9. Pucuk Rebung
  10. Kebudayaan Betawi
  11. Empat faktor pemberian nama jalan dan kampung:

    • Kepahlawanan
    • Peristiwa sejarah
    • Keadaan alam
    • Pengaruh etnis
  12. Tiga nama kampung berdasarkan asal-usul jenis tanaman:

    • Menteng
    • Kemuning
    • Gambir
  13. Lima contoh motif batik asli Betawi:

    • Pucuk Rebung
    • Nusa Kelapa
    • Ondel-ondel
    • Monas
    • Salakanagara
  14. Sikap positif dalam maen pukulan Betawi:

    • Kesabaran
    • Keberanian
    • Menjunjung tata krama
    • Menghormati lawan
  15. Cara menentukan pemenang dalam permainan galasin:

    • Kelompok pelari dianggap menang jika seluruh pemain berhasil melewati garis akhir dan kembali ke garis awal dengan selamat.
    • Kelompok penghadang dianggap menang jika berhasil menghentikan pelari agar tidak melewati garis akhir.

Belum ada Komentar untuk "MATERI PLBJ KELAS 6 SMT 1"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel