Trapesium Usia, Refleksi Nilai, dan Peran Guru Penggerak pada Modul 1.2 'Mulai dari Diri'




Modul 1.2 Pendidikan Calon Guru Penggerak membawa saya dalam perjalanan introspeksi dalam mengungkap nilai-nilai serta peran yang membentuk identitas saya sebagai Calon Guru Penggerak. Sebagai individu, saya mengalami trapesium usia yang menghadirkan beragam peristiwa, baik dan buruk, yang mengukir karakter dan pandangan hidup saya.


Pada Modul 1.2 "Mulai Dari Diri" bukan hanya tentang mengeksplorasi diri, tetapi juga tentang menemukan identitas sejati sebagai Guru Penggerak. Dengan memahami nilai-nilai dan peran saya, saya percaya bahwa saya dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan dan mendorong siswa untuk meraih impian mereka.


Refleksi Peristiwa Hidup


Dalam perjalanan hidup ini, saya menyadari dua peristiwa yang meninggalkan jejak yang dalam dalam diri saya. Pertama, peristiwa negatif ketika saya masih kelas 2 Madrasah Tsanawiyah, saya dan kelompok saya dihukum karena tidak mempersiapkan bahan diskusi dengan baik. Sebagai ketua kelompok, teguran keras yang kami terima mengajarkan saya tentang tanggung jawab dan persiapan yang matang dalam setiap tindakan.


Peristiwa kedua adalah peristiwa positif saat saya memasuki kelas 3 Madrasah Aliyah. Wali kelas saya, Pak Edi Koben, memberikan inspirasi luar biasa dengan kutipan, "Hidup adalah proses menunda kematian, jadi selama kamu masih hidup, isilah hidup ini dengan hal bermakna." Kata-kata beliau menjadi pendorong semangat belajar dan eksplorasi yang membawa saya pada pemahaman yang lebih dalam akan makna kehidupan.


Siapa yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa 


Dalam peristiwa tersebut, saya menggambarkan pengalaman yang mengandung dampak negatif dan positif. Dari sisi negatif, anggota kelompok saya dan saya sendiri dihukum karena kurangnya persiapan dalam bahan diskusi. Meskipun keras pada saat itu, teguran dari guru bisa menjadi pengalaman berharga untuk lebih bertanggung jawab di masa depan. Namun, dari sisi positif, inspirasi dari Pak Edi Koben dan dukungan dari teman-teman sekelas menggambarkan bagaimana interaksi dengan orang lain dapat memberikan motivasi dan dukungan positif. Selain itu, dukungan dari orang tua, guru-guru lain, dan teman-teman juga memberikan kontribusi penting dalam membentuk diri saya dan membantu saya melewati masa-masa sulit.


Pengalaman ini menunjukkan bahwa setiap interaksi dengan orang lain dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan pribadi kita. Meskipun ada tantangan dan pengalaman negatif, kita juga dapat belajar dan tumbuh dari dukungan dan inspirasi yang diberikan oleh orang-orang di sekitar kita. Hal ini menegaskan pentingnya hubungan interpersonal dalam membentuk identitas dan perkembangan pribadi kita.


Dampak Emosional yang Membekas

Kedua peristiwa tersebut meninggalkan dampak emosional yang berkelanjutan. Teguran keras dari guru Geografi dan semangat belajar dari Pak Edi Koben membentuk kerangka pikir dan emosi saya dalam menghadapi tantangan hidup. Pengalaman ini membuka mata saya akan keunikan setiap individu dalam menghadapi perjalanan hidup mereka. Sebagai seorang guru, saya terdorong untuk mampu merasakan dan memahami perasaan serta pengalaman siswa untuk memberikan dukungan yang tepat. Emosi adalah bagian alami dari kehidupan, dan saya memiliki peran penting dalam mengajarkan siswa cara mengelola emosi mereka dengan sehat.


Pembelajaran dan Peran Guru

Kegiatan trapesium usia dan roda emosi membuka mata saya terhadap kompleksitas perkembangan emosi murid. Setiap individu memiliki trapesium usia yang unik, diwarnai dengan peristiwa positif dan negatif yang membentuk karakter dan pandangan hidup mereka. Roda emosi membantu memahami bagaimana berbagai emosi saling terkait dan bagaimana murid mengelola perasaan mereka.

Sebagai guru, pengetahuan ini menjadi bekal berharga untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan murid dan membantu mereka belajar dengan optimal. Saya belajar untuk lebih sabar dan fleksibel dalam menghadapi berbagai perilaku dan reaksi murid, karena saya memahami bahwa setiap murid memiliki tahap perkembangan emosi yang berbeda-beda.

Pemahaman ini juga mendorong saya untuk menyesuaikan strategi pengajaran dengan kondisi emosional murid. Saya dapat menggunakan berbagai metode untuk menarik minat dan meningkatkan partisipasi mereka dalam belajar, serta membantu mereka belajar mengidentifikasi dan mengelola emosi mereka dengan tepat.

Dengan menerapkan pengetahuan dari trapesium usia dan roda emosi, saya yakin dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan kondusif bagi semua murid. Saya berkomitmen untuk menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing murid untuk berkembang secara emosional dan mencapai potensi terbaik mereka.

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Sebagai seorang guru, saya meyakini bahwa peran saya bukan hanya sebatas penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, inspirator, dan pendamping bagi murid. Saya percaya bahwa setiap murid memiliki potensi yang unik dan perlu dibimbing untuk menemukan makna belajar mereka sendiri.

Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, di mana murid merasa aman untuk bertanya, bereksplorasi, dan mengambil risiko. Saya juga berusaha untuk menjadi teladan yang baik bagi murid, menunjukkan sikap positif dan antusias terhadap belajar. Saya yakin bahwa dengan kerja sama yang baik antara guru dan murid, kita dapat menciptakan proses belajar yang bermakna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Belum ada Komentar untuk "Trapesium Usia, Refleksi Nilai, dan Peran Guru Penggerak pada Modul 1.2 'Mulai dari Diri'"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel