Aku Pamit
Mohon maaf tidak bisa mendampingi saat sulitmu, bukan aku tak mau tapi ijinku untuk hadir telah dicabut, saatnya merenggang setelah sebelumnya terasa erat, cukup menyakitkan memang , tetapi perlu kesadaran untuk mengerti kapan berhenti kapan berlari dan kapan untuk menyepi kembali.
Silahkan simpan kenangnya, simpan jangan lupanya, simpan kata-katanya dalam laci yang hampir mustahil dibuka kembali, pastikan kuncinya ada dan setelahnya dikunci agar tidak terbuka lagi. Selalu terpanjat kebaikan dan keyakinan bahwa semua ini akan berlalu.
Jangan pernah salahkan ingatan sebab itu niscaya, jangan keluhkan pertemuan karena itu telah terjadi tapi sesalkan jika esok masih berwajah muram, tersenyumlah melihat senyumanmu. Habis mendung selalu ada cerah walau habis hujan menyisakan basah hadapilah lewatilah.
Akhirnya kalimat ini benar benar terucap, selamat menempuh jauhnya perjalanan hidup, kerikil bertebaran, batu-batu kadang melayang menghampiri wajah, lanjutkan perjalanan, kepalkan tangan maju berjuang, yang teduh mungkin akan hilang tetapi percayalah yang abadi akan selalu bersama.
Aku pamit, ku tarik semua ucapan yang mungkin pernah bersemi, semoga kita kembali ke awal, kita tidak pernah menanam apa apa dan kita tidak akan memetik apa-apa. Nasib terbaik adalah ketika kita pernah dipertemukan dan tersial adalah ketika pandangan tak berbalas kedipan.
Penulis : Fata Azmi
Belum ada Komentar untuk "Aku Pamit"
Posting Komentar