Pesan Pak Amien Rais
Pagi ini saya berkesempatan mengikuti
Seminar Pra Mukhtamar Muhammadiyah dan Aisyiyah 48 di Surakarta secara virtual.
Sesi 1 dalam seminar ini mengangkat tema Peran Muhammadiyah dalam Perdamaian
Dunia yang dibawakan oleh tiga narasumber, Prof. M. Amien Rais, M.A.,Ph.D ,
Prof. Din Syamsudin, M.A.,Ph.D dan Rizal Sukma, Ph,D. Semua pembahasan dari
ketiga narasumber sangatlah menarik untuk disimak karena menambah wawasan
kebangsaan maupun pengetahuan terkait kondisi global saat ini tertutama dengan
kehidupan ummat Islam di berbagai belahan dunia.
Dari ketiga narasumber saya tertarik
dengan pembahasan Pak Amien Aris, setelah dua narasumber sebelumnya memaparkan
pemikirannnya terkait tema seminar, Pak Amien sebagai narasumber terakhir
(sebagai gong) meminjam istilah bapak moderator dalam seminar tersebut. Pak
Amin mengingatkan kepada kita semua tentang beberapa hal, saya hanya menulis
apa yang tercatat dalam catatan saya semoga tidak jauh dari subtansi apa yang
disampaikan oleh Pak Amien. Pertama, Jangan sampai kita merasa lebih besar
daripada sejatinya. Sebuah pesan menyentuh untuk kondisi kita saat ini di kala
kita berlomba saling menyingkirkan dan merasa paling besar, pesan ini
mengingatkan bahwa setiap dari kita bukanlah siapa-siapa dan apa –apa tanpa ada
kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
Banyak kehendak yang manusia inginkan
tetapi ingatlah kehendak hanya sebatas kehendak apabila tidak diupayakan dan
diikhtiarkan. Ditambahkan oleh Pak Rizal dalam sesi tanya jawab terkait hal
ini, yaitu adanya gap antara yang kita inginkan dan apa yang bisa dilakukan
untuk itu agenda dan keinginan kita harus diimbangi dengan peningkatan kemapuan
melalui pengembangan kapasitas, baik secara institusi ataupun personal agar
tidak sekedar menjadi deklarasi indah dan pada akhirnya hanya rycicle agenda
dengan agenda lain.
Kedua, Kadang untuk mengatakan yang haq
adalah haq dan bathil adalah batihil adalah hal yang jarang terjadi sekarang
ini. Hal ini terjadi sebab kualitas tauhid yang masih dipertanyakan, Pak Amin
menyitir ungkapan Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan “Yang namanya penyakit
adalah menyukutukan tuhan kepada selainnya dan obatnya adalah tauhid kepada
Allah dengan sebenar-benarnya”, disampaikan pula oleh Pak Amin, kita akan
berwibawa dan diridhoi hanya karena kita bergantung kepada Allah. Maka dari itu
kuatkan apa yang ada dalam diri kita yaitu semangat untuk berjuang sembari
menyampaikan ayat “Wallażīna jāhadụ fīnā
lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama'al-muḥsinīn”.
Ketiga, Jangan sering
ke Istana, ungkapan ini sangat politis tentunya namun sangatlah wajar keluar
dari seorang politisi senior sepert Pak Amien yang sudah merasakan pahit
manisnya politik bangsa ini, tetapi ungkapan ini diucapkan sebagai rambu-rambu
atau kehati-hatian bagi Persyarikatan Muhammadiyah untuk tidak tergoda dengan
kepentingan kekuasaan, tetap menjadi organisasi yang menyuarakan kebenaran dan
keadilan. Untuk itu Pak Amien mengingkatkan di masa kritis seperti saat ini
untuk tetap dan selalu menjadi better dan stronger.
Mungkin cukup sekian
catatan ringkas dari saya, tentu masih banyak yang diutarakan namun karena
keterbatasan hanya ini yang dapat saya tulis. Semoga pesan Pak Amien menjadi
lecutan semangat bagi setiap penerus bangsa wa bil khusus warga persyarikatan.
Penulis : Fata Azmi
Belum ada Komentar untuk "Pesan Pak Amien Rais"
Posting Komentar