Tak Pernah Bebisik Fasih Menghardik

"Itu bukan karena aku malas,tapi karena aku tidak peduli"
Shikamaru Nara

Pernahkan kamu bersama dengan seseorang yang terlihat bermalas-malasan dengan segala ide dan gagasanmu tentang kehidupan, apa yang kamu utarakan tidak menghendakinya untuk bangun dan bergerak apalagi untuk berjuang bersama, tentu menjengkelkan tetapi tahukah kamu mengapa orang itu melakukan hal demikian.

Kamu memaksanya untuk merangkak, berdiri, berjalan sampai berlari tetapi ia masih betah dengan berbaringnya. Stop jangan katakan dia tidak ingin diajak bekerjasama atau tidak kooperatif sehingga menghambat perkembangan atau apalah-apalah. Jika kamu belum pernah sekalipun berbisik kepadanya dengan suara hati janganlah sedikit-sedikit menghardiknya dengan umpatan tentang kebenaran versimu.

Aku ingin mengutip sebuah kalimat dari salah satu tokoh anime Naruto Shikamaru Nara ia pernah berujar "Itu bukan karena aku malas,tapi karena aku tidak peduli". Nah loh jika sudah tidak peduli apa masih pantas dikatakan malas, toh memang apapun yang kamu lakukan ia tidak mempedulikan. Lantas sebenarnya ada apa, mengapa dan bagaimana ini semua dapat terjadi.

Ada apa

Pertanyaan ini alangkah lebih bijaknya kamu jawab sendiri mengapa ada yang tidak mempedulikanmu, bisa jadi ketidakpedulianmu mengakibatkan ketidakpeduliannya, mungkin kamu sibuk memaksanya tetapi tidak pernah mesra mengajak dan menemaninya. terasakah olehmu terlalu sering kebenaranmu menutupi keberadaannya. 

Bukan karena dia salah tetapi mungkin karena kamu tidak pernah membuka ruang dialog bersamanya sehingga ia bosan setiap kali kamu berucap dan berujar. Ketidakpeduliannya akan dirimu adalah cerminan lakumu terhadap semesta.

Mengapa

Masih bertanya mengapa? Seharusnya kamu sudah paham betul alasannya. Pertanyaan mengapa muncul karena kepekaanmu di taruh di titik nadir perasaanmu, jarangnya mengolah rasa menghanyutkanmu dalam duniamu, kamu lupa dimanapun kamu berpijak ada hak orang lain untuk hidup, bernapas dan bersuara.

Bagaimana ini semua dapat terjadi

Langsung saja kamu jawab jujur, jangan mencari kambing hitam, akui saja cara caramu dalam berproses tidak seindah teorimu tentang keharusan. Kamu berhak mengharuskan apapun  tentang apapun tetapi ingatkan siapapun juga berhak menolak apa yang kamu haruskan. Tidak bisa hanya karena menurutmu sesuatu itu benar lantas semua orang harus mengikuti apa yang kamu ucapkan.

Sekarang saatnya menjadi manusia, manusia yang cinta terhadap fitrahnya, kita tidak mungkin dapat mengenal orang lain tanpa tahu dan memahami siapa sebenarnya dirinya. Berhenti mengklaim kebenaran selama dirimu masih sibuk dengan dirimu sendiri. tidak dengan realitas sebenarnya.

Belum ada Komentar untuk "Tak Pernah Bebisik Fasih Menghardik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel