Selamat Hari Santri
Di hari santri ini penulis ingin kembali mengingat pesan yang disampaikan KH. Ahmad Syahiduddin Pengasuh Pondok Pesantren Daar El-Qolam saat Pelepasan Santri Kelas VI beberapa tahun silam.
Peristiwa tersebut sangat membekas di hati penulis selain momentum haflah adalah hari terakhir di pondok, saat itu pula berbagai rasa bercampur aduk sulit untuk digambarkan mustahil dilupakan.
Di awal tausiyahnya Pak Kiai membuka dengan Al-Quran Surat Al-Mujadalah ayat 11 "niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." dan Hadist Nabi Muhammad "Man aroda dunya fa’alaihi bil‘ilmi,Man arodal akhiroh fa’alaihi bil‘ilmi, Wa man aroda humaa fa’alaihi bil‘ilmi".
Selesai membacakan ayat dan hadits tersebut Pak Kiai menyampaikan kepada kami waktu itu, suka atau tidak suka , mau atau tidak mau hari ini adalah hari terakhir pendidikan formal yang kami lakukan sebagai santri yang telah melalui pendidikan dan pengajaran dalam kurun waktu enam atau empat tahun di pondok pesantren.
Kata beliau waktu empat atau enam tahun itu bisa sangat singkat ataupun sangat panjang tergantung sejauh mana kita mengambil hikmah dari kehidupan di pondok pesantren. Pesantren adalah kehidupan secara totalitas selama 24 (dua puluh empat) jam dengan sistem di dalamnya.
Sistem yang diantaranya termaktub dalam Panca Jiwa dan Moto Pondok seharusnya dapat diterapkan bagi para santri baik yang masih berada maupun yang telah keluar dari pondok pesantren. Panca Jiwa Pondok ( Keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, Kebebasan) dan Motto Pondok ( Berbudi Luhur, Berbadan Sehat, Berpengetahuan Luas, Berpikir Bebas).
Pak Kiai melanjutkan setiap manusia yang memiliki keimanan dan ilmu haruslah bermanfaat bagi kehidupannya, imannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya pribadi melainkan juga untuk orang lain begitupun ilmunya, ilmu yang dimiliki hendaknya dapat juga bermanfaat untuk kemaslahatan kehidupan.
Untuk itu ilmu dan iman akan mengangkat derajat kita jika iman dan ilmu dipadukan. "Khoirun naasi ahsanuhum khulukon wa anfa'ahum linnaas."(Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik budi pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya).
Manusia hendaknya pandai memilah dan memilih diantara banyaknya pilihan Agar terwujudnya keselarasan hidup, dalam memilih kedepankan hati kita jangan nafsu kita karena disitulah awal mula kemudharatan kemudian ditekankan tentang keikhlasan dalam hidup bahwa kita akan sulit teratur jika belum ada keikhlasan , ikhlas menjadi hamba Allah, Ikhlas menjadi ciptaan Allah, ikhlas dihidupkan karena Allah dan ikhlas dimatikan oleh Allah.
Semoga tausiyah yang diberikan Pak Kiai memberikan manfaat bagi penulis dan khalayak ramai. Mengutip Pesan dari Moh. Natsir yang juga menjadi Salah satu nama gedung di Pondok Pesantren Daar El Qolam dalam tulisannya pada buku Fiqhu Da’wah, yang sering kali mengutip syair Syauqi: “Qif Duuna Ra’yika fil Hayati Mujahid. Innal Hayaata’ Aqidatun wa Jihadun. Tetaplah teguh dalam hidupmu sebagai pejuang (mujahid). Sebab hidup hanya berarti bila diisi oleh aqidah (Keyakinan) dan jihad (Perjuangan).”
Wallahu a'lam bisshawab
Penulis : Fata Azmi
Belum ada Komentar untuk "Selamat Hari Santri"
Posting Komentar