Iya, Kamu
Hai kamu yang merasa berakal
Iya kamu yang merasa tahu segalanya
Tidak perlu menoleh ke kanan dan ke kiri lagi
Kamu, iya kamu proklamator kesombongan
Ku dengar dari kemarin suaramu melengking
Menggusur adab mencabik akhlak
Jarimu menunjuk kemana-mana
Melayangkan gugatan bersolek kepalsuan
Teriakanmu melahirkan nelangsa kehidupan
Bolak-balik dirimu mencari alasan demi diakui
Popularitas mendungukanmu
Besar diri membayangi dan menyelimutimu
Tinggi hatimu mengantarkan ke jurang petaka
Cukup, hentikan dan sudahi sebelum semuanya mengaram
Ilmu melahirkan adab bukan manusia biadab
Ilmumu menjulang lakumu menghilang
Semakin tinggi seringlah melihat ke bawah
Lihat, rasakan, amati
Pantaskah kesombonganmu semakin menganga
Dalam pendakian hidup jangan pernah merasa benar sendiri
Sebab selau ada mata yang melihatmu
Telinga yang tidak jenuh mendengarmu
Dan doa dari mereka yang mencintaimu
Berhentilah jangan tersesat terlampau jauh
Belum ada Komentar untuk "Iya, Kamu"
Posting Komentar