Pergolakan Kemauan dan Kemampuan

 


“ Apakah teori hanya sebatas koleksi dan ilmu di museumkan dalam pikiran ?”

Ada statement menarik yang dilontarkan seorang kerabat dalam sebuah diskusi kemarin malam, ia menyatakan banyak dari kita yang memiliki kemampuan namun yang mau untuk bergerak hanya sedikit.

Tentu menjadi pembicaraan hangat ketika dua diksi ini saling dikaitkan karena keduanya dalam pelaksanaan setiap aktivitas saling menguatkan dan menentukan.


Berapa banyak orang yang mampu namun tidak memiliki kemauan untuk bertindak begitupun sebaliknya ada yang mau namun tidak memiliki kemampuan sehingga hanya menjadi fatamorgana belaka.


Kita sering menyaksikan bagaimana konsepsi dan teori dapat dengan sempurna disampaikan oleh para pakar namun dalam tataran praksis mereka seolah kelabakan karena teori tidak seindah realita di lapangan yang pada akhirnya teori hanya sebatas koleksi dan ilmu hanya hiasan dalam pikiran.


Mereka yang hanya memiliki kemauan juga sama ketika dalam tataran praksis bergerak, hasilnya mungkin dapat terlaksana namun kurang terukur dan tersistematis dengan baik, karena prinsipnya yang penting terlaksana persoalan hasil dan efek selanjutnya bagaimana itu tidak dihiraukan.

 

Bagaimana seharusnya kita bertindak.


Pertama, Kita harus menyadari dengan seksama bahwa kita adalah makhluk yang pasti berbeda dengan Khalik. Allah Subhanahu wataala jika berkehendak maka segala sesuatu yang dikehendaki akan terjadi(kun faya kun) karena kekuasaanya. (Q.S. Yaasiin : 82).


Kita sebagai manusia dengan segala potensi yang telah Allah berikan maka hendaknya mengupayakan setiap proses untuk mencapai apa yang kita harapkan dengan kata lain segala hal yang kita mau (kemauan) adalah motivasi dalam hidup, untuk menjemput itu kita harus disertai kemampuan yang kita miliki dan peroleh dari pelajaran hidup guna dapat menjadi manusia progresif dan dinamis. Jadi Menurut penulis Kemauan menjadi landasan pacu awal karena jika kamu mau maka kamu akan mengusahakan untuk menjadi mampu.


Kedua , Manfaatkan segala kesempatan yang kamu peroleh dengan kemauan (motivasi) dan kemampuan (skill) yang kamu miliki, jika kamu dipilih untuk mendapatkan peran yang sesuai dengan kemauan dan kemampuanmu jangan pernah kamu abaikan atau diamkan karena tentunya kesempatan jarang mampir untuk kedua kalinya.


Pertanyaannya bagaimana jika kita ingin berperan tetapi tidak mampu, tugas kamu belajar dan bertanya. Yakinlah proses tidak mengkhianati hasil, apa yang kamu upayakan tentu ada hasil yang kamu dapatkan walaupun terkadang itu berlangsung bertahap.

 

Ketiga, Tanyakan kembali pada dirimu, setelah membaca tulisan ini apakah kita masih mau berdiam diri dengan segala kepiawaian kita (mengubur ilmu dalam pikiran semata) atau kita siap untuk bergerak menuju perubahan besar yang akan mewariskan peradaban terbaik kepada anak cucu kita nanti.

Belum ada Komentar untuk "Pergolakan Kemauan dan Kemampuan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel