Panca Jiwa Pondok
“Keikhlasan,
Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah, Kebebasan”
Panca jiwa pondok, bagi sebagian orang mungkin agak asing
mendengarnya namun bagi lulusan pondok pesantren jawaban atas pertanyaan
tersebut tentu masih terngiang dalam ingatan.
Tulisan panca jiwa pondok yang terletak pada posisi strategis
sebuah pondok pesantren pastinya bukan hanya hiasan dinding melainkan memiliki
arti yang sangat dalam untuk para santri dan lulusan pondok pesantren.
Panca jiwa pondok juga sangat relevan untuk kehidupan kita sebagai
manusia karena mengajarkan prinsip, landasan hidup dan kesiapan manusia untuk
berbekal diri menuju Tuhannya didalamnya terdiri dari keikhlasan,
kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kebebasan menjadi dasar cara
berpikir dan berprilaku dalam kehidupan pondok pesantren.
Panca jiwa pondok hadir mengisi ruang dan waktu para santri guna
meniti jalan panjang menuju mardhotillah, tidaklah mudah dalam implementasinya
namun setiap diri harus berusaha untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut
dalam hidupnya sebab manusia yang ditakdirkan hidup harus siap dengan hidupnya
dan apa yang terjadi setelah hidupnya, seperti petuah yang sering disampaikan
oleh Kiai pondok pesantren "Berani Hidup Tak Taku Mati, Takut Mati Jangan
Hidup, Takut Hidup Mati Saja", petuah yang selalu memotivasi dalam mengarungi kehidupan.
Kini mari kita bahas secara singkat nilai nilai yang terkandung
dalam panca jiwa pondok Pertama, Keikhlasan. Menjunjung tinggi keikhlasan
merupakan kunci manusia dalam menjalani proses hidupnya dalam segala hal, baik
dalam ibadah maupun muamalah.
Pelajaran yang sering diajarkan dalam pondok pesantren adalah ikhlas untuk dipimpin dan memimpin, para santri dilatih untuk taat patuh pada sistem pondok pesantren karena itu mereka siap untuk diarahkan berdasarkan ajaran Islam yang menghantarkan mereka kepada insan kamil dan pada waktunya para santri harus ikhlas untuk mendedikasikan dirinya untuk memimpin, yaitu ketika mereka menjadi pengurus, yang mana tadinya mereka diarahkan lalu berganti mengarahkan adik-adik kelasnya untuk disiplin mematuhi sistem pondok pesantren.
Nilai penting yang dapat diambil adalah ketika manusia ikhlas
untuk diarahkan dan siap untuk mengarahkan pada kebaikan maka sesungguhnya kita sudah menjalankan fungsi manusia
yaitu menjadi abdullah dan khalifatullah.
Kedua, Kesederhanaan. Kesederhaan bukan berarti mengamini
penindasan, seolah tidak butuh apa-apa dan tidak punya apa-apa, tetapi
kesederhanaan ini adalah kewajaran, kesesuian manusia pada fitrahnya.
Dalam kesederhanaan kita dilatih untuk mampu untuk selalu
bersyukur atas apa yang kita peroleh sehingga apapun yang telah, sedang dan
akan kita lalui harus disikapi dengan bijak dengan selalu mendekatkan diri
kepada Allah tuhan semesta Alam.
Ketiga, Berdikari. Berdiri di atas kaki sendiri adalah
kesanggupan untuk hidup mandiri, kita hanya bergantung kepada Allah tidak kepada selainnya, gemblengan yang diterima dalam hidup dijadikan fase
peningkatan kualitas diri guna menjadi manusi lebih baik lagi dengan diiringi
semangat tanggung jawab yang selalu diemban atas segala keputusan yang telah
diambil maka dengan itu pembinaan diri semakin matang dan siap pentas dalam
gelanggang kehidupan.
Keempat, Ukhuwah Islamiyah. Tidak ada bingkai yang paling indah selain kita bersatu dalam
bingkai ukhuwah Islamiyah, kita berlajar untuk bersama walau dalam keberagaman,
kita dilatih kejujuran karena sesama saudara tidaklah pantas saling
mendustakan, kita selalu belajar keikhlasan agar terwujud hubungan yang
hamonis, kita dibina untuk saling mengingatkan dan menguatkan dalam kebaikan
dan kesabaran.
Bingkai ini adalah perekat kehidupan agar tecapainya kebahagiaan
tidak hanya di dunia tetapi kebahagiaan di akhirat.
Kelima, Kebebasan. Kebebasan disini dimaknai sebagi bebas yang
tahu akan batas dan bertanggung jawab. Kebebasan bukan diartikan
sekehendaknya tetapi ada landasan kesadaran
dalam memilih dan melakukannya.
Bebas untuk memilih jalan
hidup, berkreasi dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dalam rangka
menyambut panggilan Tuhan untuk mendhohirkan islam di bumi Allah ini, menjadi
pejuang dan agen penggerak dalam mendakwahkan Islam sebagai rahmatan lil
alamin.
Belum ada Komentar untuk "Panca Jiwa Pondok"
Posting Komentar