Kegelisahan Pembelajar
Bagiku segudang pengetahuan yang hanya kau sampaikan tidaklah cukup untuk diriku, aku butuh ruang untuk mengekspresikan apa yang ada di pikiranku, menyuarakan apa yang aku ingin suarakan, aku ingin melatih gejolak jiwa di tempat yang tepat mengembangan diriku, selama ini kau hanya menjejaliku dengan berbagai pengetahuan yang sangat jauh dari kehidupanku, kau ajarkanku semesta sedangkan aku butuh kata (cinta) dengan itu aku akan mengenal segalanya.
Kita hadir dalam ruang yang sama namun dengan frekuensi yang berbeda dan hasilnya bisa kita rasakan bersama, tidak ada getaran dalam setiap apa yang kita lakukan, ini hanya rutinitas, menggugurkan kewajiban dan mohon maaf menghabiskan waktu tanpa kebermanfaatan untukku.
Untuk memberanikan diri mengatakan "ajari aku yang aku butuhkan bukan yang kau inginkan" adalah perkara sulit, selain karena limpahan ilmumu yang terlalu menggunung sikap saling mendengar sepertinya sulit diterapkan, tidak cukup ilmu menjulang namun telinga tidak tahu fungsinya untuk apa, sehingga yang ada aku hanya sepakat denga apa yang kamu lakukan padahal jika kau mau mengesampingkan egomu sejenak saja untuk menanyakan apa yang aku butuhkan niscaya tembok pemisah itu akan roboh karena keterbukaan mulai kau praktikan.
Aku ingin dilatih untuk dirangsang berfikir bukan sekedar menumpuk ilmu dan wawasan, aku ingin sama-sama belajar bukan sekedar mengerjakan tugas yang entah tugas itu akan bermuara kemana, aku ingin belajar tentang realita bukan mimpi yang ditawarkan dan untuk memperjuangkannya adalah kemustahilan, aku ingin di ajarakan berporses dengan sehat bukan dengan pola instan, serba cepat dan segera didapat namun seketika itu pula mudah dilupakan.
Aku ingin kita berkarya dan bermanfaat bagi sesama bukan hanya coretan teori dan kata para ahli yang termaktub sebagai catatan kaki yang kita dilatih melafalkannya namun terbata-bata melaksanakannya, aku ingin diajarkan menjadi manusia sebenarnya bukan manusia munafik yang mudah berkelit dan bersembunyi dari kesalahan. Ajarkan aku cinta yang setutuhnya persetan dengan kepentingan yang akhirnya kita berpura-pura mencintai.
Sungguh, melalui dirimu aku berharap lebih, bersama meraih cita-cita tidak hanya kau hamparkan kata dan setelahnya aku ditinggal pergi, kita wujudkan bersama dan kita tantang masa depan yang penuh misteri dengan keberanian menerima kehidupan sesuai kurikulum kehidupan yang semestinya, bukan perangkat yang tidak peka terhadap perkembangan dan dinamisasi zaman.
Setelah kita saling berbincang mungkin akan ada banyak hal yang akan kita lakukan bersama, jangan kembali kau ajarkan aku sebatas kata dan berakhir dengan titik, semua ini adalah koma dan pada setiap persimpangan selalu ada kelanjutannya. Mari bersama kita berproses, mengenai hasilnya seperti apa itu lain soal, setidaknya kita sudah memulai dengan kegelisahan mempertanyakan yang seharusnya terjadi.
Belum ada Komentar untuk " Kegelisahan Pembelajar"
Posting Komentar