Kamu dan Lupamu
“Betapa menyesalnya jika kau baru sadar di waktu yang
tidak tepat”
Berapa
lama lagi kamu akan tetap seperti itu, isyarat menghujanimu tanpa henti namun
kamu masih sama, mendiamkan dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, kamu
lebih memilih membisu ditengah keramaian orang-orang yang melupakannya.
Tak hanya
membisu yang kamu pilih, pengabaian mulai kamu abadikan dalam dirimu, kamu
sengaja membuat batas akan seruan dan tanda-tanda, kamu menjauh dengan berlari walaupun
kamu sadar tak mungkin sedetikpun menghilang darinya.
Ternyata
sikapmu kini disebabkan ulahmu yang
lebih memilih kekasih baru daripada dia yang tak pernah jemu denganmu dengan
lihai kau menceritakan kekasih barumu seolah kamu lebih mengenalnya dari
siapapun dari nada suaramu kamu terpesona dan terpikat olehnya tidak terlihat
dari rona wajahmu keikhlasan jika kekasih barumu itu pergi walau hanya
sebentar.
Sekedar
mengingatkan dari jauh, dia yang sengaja kamu lupakan tak bisa dipungkiri jauh
lebih paham, peduli dan mengerti tentangmu daripada siapapun termasuk kekasih
barumu yang baru muncul dan hanya akan sesaat, berhentilah melestarikan kebodohan
serta keangkuhan dalam dirimu.
Kembalilah
seraya memohon maaf kepadanya sebelum terlambat, kamu tak punya apa-apa dan
kamu bukanlah siapa-siapa tanpanya, memilih melupakannya adalah kesalahan,
betapa menyesalnya jika kamu baru sadar di waktu yang tidak tepat kala itu air mata dan penyesalan tiada harganya.
Belum ada Komentar untuk "Kamu dan Lupamu"
Posting Komentar