Berpikir, Bertanya, Bertindak

 


"Makin banyak aku tahu, makin banyak aku tidak tahu. Akhirnya aku tahu bahwa hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa apa-apa." ( Socrates)

 

Berhenti berfikir berarti mengingkari nikmat Tuhan, kesadaran untuk tetap menjaga kualitas daya fikir harus senantiasa dilakukan baik dengan asupan ilmu pengetahuan maupun berbagai wawasan yang menghantarkan manusia pada pencerahan dan pembebasan.


Perlu kiranya ketukan dan gertakan agak keras dilayangkan untuk pintu akal yang sedang terlelap agar kembali kepada fitrahnya yaitu berfikir. Karena hakikat akal manusia harus dihidupkan, tidak boleh mati, tidak boleh lumpuh. Akal harus bergerak, digerakan dengan pertanyaan demi pertanyaan yang diharuskan hadir dalam setiap waktunya.


Melalui pertanyaan demi pertanyaan manusia mengasah pisau analisanya agar lebih tajam dan jauh dari tumpul, dari pertanyaan itu pula kecenderungan manusia yang merasa dirinya adalah segalanya akan luntur karena keterbatasannya mencari setiap jawaban yang diajukan, maka tidaklah heran Socrates pernah berkata "Makin banyak aku tahu, makin banyak aku tidak tahu. Akhirnya aku tahu bahwa hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa apa-apa."


Ketika pintu pertanyaan selalu terbuka maka informasi akan selalu menghiasi memori akal manusia, wawasan bertambah dan wadah intelektualitas tidaklah sempit sehingga penerimaan pada perbedaan pandanganpun menjadi hal yang lumrah dan mudah dimaklumi karena seperti itulah kehidupan manusia.


Memaksakan kehendak untuk diamini semua makhluk adalah kemustahilan namun memperjuangkan sesuatu yang diyakini benar adalah kewajiban manusia yang berfikir.


Di tengah keharusan manusia untuk berfikir, pola tingkah lakulah yang menjadi sorotan karena itulah yang terlihat dan terasa, sungguh memilukan jika fikiran hanya berhenti pada tataran penyampaian namun tidak diperjuangkan dalam tindakan. Tidak sedikit para pengagum pikiran terbata-bata dalam tataran aksiologi, teori tidak boleh dipenjara hanya dalam pikiran, buku dan bangku sekolah saja tetapi harus tampil inhern di setiap lini kehidupan.


Maka penegasan manusia sebagai makhluk yang berfikir harus dibuktikan dengan sikap dan tingkah laku yang benar yang berlandaskan pada nilai ketuhanan, kebenaran, kemanusiaan dan keadilan.


Manusia yang berfikir selalu menjadikan manusia sebagai manusia sehingga saling memanusiakan, Alam sebagai tempat tinggal yang harus selalu dijaga, makhluk hidup lainnya sebagai sebuah kesatuan dan keutuhan agar senantiasa ekosistem kehidupan berjalan sebagaimana mestinya.

Belum ada Komentar untuk "Berpikir, Bertanya, Bertindak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel