Terlalu dipaksakan
Hari
ini banyak orang mengeluh-eluhkan seseorang yang dianggap sebagai lokomotif
pergerakan terdepan dengan sederet pengalaman bersejarah yang ia miliki
sehingga banyak yang takjub dan mengangkat topi tentang hal itu, romantisme
sejarah masa lalu yang penuh warna hingga kini membuat semuanya terkesima dan
seolah terhipnosis dengan keadaan yang diciptakannya sendiri, namun tak bisa
dielakan bahwa dalam setiap diri manusia selalu memiliki kekurangan yang sulit
dihindari sehingga ketika kita memandang sesuatu tidaklah bisa secara absolut
mengatakan yang benar itu selalu benar dan salah selalu salah karena setiap
pandangan yang kita miliki memiliki makna tersendiri dalam mengartikannya.
Kemenonjolan
sesosok figur selalu saja membuat yang lain seolah tak bisa berbuat apa-apa,
padahal pada hakikatnya semuanya memiliki talenta yang berbeda sehingga tak
layak ia dikatakan lebih darinya dikarenakan semuanya bisa mengambil bagian
yang tidak tersekat oleh batasan kedudukan dan kepopuleran namun harus
diseimbangkan fungsi dari seluruhnya agar tak ada lagi istilah semuanya
tergantung dia bukan semuanya tergantung kita, dia atas dirinya sendiri dan
kita atas nama aku, kamu, dia dan mereka maka timbullah kita.
Kita
bukan lagi memprioritaskan masalah segolongan atau perorangan namun semuanya
mewakili suara yang ingin disuarakan, maka tak cukup untuk berbicara tentang
keakuaan diri dalam hidup ini tetapi lebih dari itu ketika hanya satu orang
saja yang muncul dan mengesampingkan yang lainnya maka perlu dipertanyakan apa
yang sebenarnya ingin dicari dan diperjuangkan atau adakah yang diamankan
dengan posisi tersebut.
Belum ada Komentar untuk "Terlalu dipaksakan"
Posting Komentar