Kemuakan
Dunia takkan pernah memberikan celah sedikitpun bagi
kita untuk terlalu lama berdiam diri dan memasrahkan diri kita untuk terperanga
melihat keadaan sekitar. Kita selalu dihadapkan pada misteri kehidupan yang
belum jelas apa yang akan terjadi, kita ingin berteriak namun mulut ini berat
untuk itu entah atas sebab apa, apakah kita memang tidak bisa berteriak karena
kurang kosakata yang ingin dikeluarkan ataupun kita sudah bosan karena teriakan
sudah tak lagi didengar.
Perjalan kehidupan selalu memberikan kisah yang
menarik untuk disimak dan ditelaah dengan seksama, melihat realita didepan mata
seolah mencekik diri kita sendiri tentang bagaimana kondisi dan situasi saat ini
apakah akan cepat berlalu, ada sebuah ungkapan “badai pasti berlalu” lantas masihkah ada keputusasaan atas harapan
dimasa depan, memang harapan tak boleh mati tapi apakah dengan keadaan seperti
ini yang berharap masih bisa berharap karena lambat laun harapanpun akan sirna
ditelan keegoisan dan keserakahan zaman.
Sesampainya pada sebuah persimpangan bolehkah
kesalahan ditimpahkan pada harapan yang tak kunjung datang, kemuakan akan terus
dipertontonkan dan diperdengarkan sampai kata bosan hilang dari peredaran dan
pada akhirnya kita semua memuakan yang tidak membosankan atau dalam kata lain
kita akan selamanya memuakan. Bila kita berfikir akan masa depan kita selalu
memikirkan sebuah harapan namun ketika kemuakan telah datang kita harus yakin
sampai kapanpun kita berada dalam sebuah posisi sulit untuk mengingkari bahwa
sebenarnya kita sendiri lebih memuakan dari yang lainnya karena dalam diri ini
telah terselimuti kegelapan dan kebringasan dalam bertindak tanpa memikirkan
lagi siapa aku, siapa kamu, siapa dia, siapa kita, siapa mereka dan pada
kesimpulannya yang dipersalahkan hanyalah kelahiran.
Belum ada Komentar untuk "Kemuakan"
Posting Komentar