Kaderisasi yang terabaikan






     Dalam menjalani roda keorganisasian tentu perlu adanya sebuah estafeta kepemimpinan, oleh karenanya diperlukan proses kaderisasi yang dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun saat ini keadaan memperlihatkan bagaimana proses yang seharusnya berjalan seakan tertatih-tatih oleh sebab yang masih mengawam, apakah pergerakan ini sebatas untuk mereka dan tidak diwariskan kepada penerusnya ataukah  memang itu yang sudah ditakdirkan, sungguh naif bila kita menyalahkan takdir.

     Ada sebuah ketidaktahuan dan ketidakjelasan yang menimbulkan keenganan untuk sama-sama ikut serta dalam pentas pergerakan sehingga wajar ada yang tidak mau ikut, ada juga yang telah ikut namun terpental ditengah perjalanan, ini membuktikan adanya sebuah sebab yang menimbulkan akibat yaitu krisis kaderisasi pergerakan, disini akan diulas secara singkat beberapa faktor yang menimbulkan akibat krisis tersebut:

1.  Visi pimpinan yang belum diketahui secara menyeluruh baik oleh anggota maupun non anggota sehingga ada sebuah pertanyaan yang muncul mau dibawa kemana pergerakan ini.

2.  Terlalu tertutupnya dengan perubahan zaman dan dunia luar, zaman berubah namun prilaku sama saja ini merupakan cerminan terbalik dari harapan menyambut masa depan, seorang yang telah memilih terjun kedunia pergerakan  harus dapat mempertahankan suatu konsep lama yang masih baik dan senantiasa berupaya mencari konsep baru yang jauh lebih baik, (Almuhafadhotu ‘Ala Al-qodimi sholih, wal akhdzu bil jadidi Al-ashlah) agar perubahan kearah yang lebih baik senantiasa terbuka.

3.  Program kerja yang ada seolah mengalami stagnasi dan tidak terekspos oleh karenanya antusiasme untuk ikut serta dalam pergerakan ini menjadi minim dengan itu perlu adanya terobosan program kerja yang membuat kita semua menjadi terpanggil untuk ambil bagian dalam pergerakan ini.

4.  Tidak adanya regenerasi yang disiapkan, generasi muda yang seharusnya tampil terlalu malu-malu kucing untuk banyak berbicara dengan generasi tua, dan generasi tua masih terlalu sayang dengan tampuk kepemimpinan  sehingga perlu dicarikan solusi bagaimana generasi muda dapat berani tampil untuk menggantikan generasi tua dan generasi tua menyiapkan siapa yang akan menggantikan mereka.

     Dari 4 faktor diatas, memang harus diakui berdampak pada kerugian besar sebuah pergerakan yaitu matinya harapan dari cita-cita luhur yang dulunya pernah terpatri didalam sanubari masing – masing individu yang ada dalam pergergerakan ini, yang mana pada awalnya keinginan agar pergerakan ini menjadi jalan untuk menggapai mardhotillah.

     Besar harapan harus pula diiringi dengan besarnya tindakan, sebagai seorang tokoh penggerak dan seorang organisatoris faktor diatas bukanlah menjadi sebuah alasan untuk tidak bergerak maju untuk merubah keadaan menjadi jauh lebih baik tetapi harus dicermati bagaimana solusi konkrit untuk dapat menyelesaikan faktor tersebut dengan berlandaskan firman Allah, wal tandhur nafsun ma qaddamat lighad, hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Al Hasyir:18).

     Mari membongkar sejarah, menciptakan sejarah masa kini dan masa depan yang lebih baik agar tidak ada lagi hambatan yang setia menemani pejalanan dalam menapaki pergerakan ini.

Wallahu A'lam Bishawab





Belum ada Komentar untuk "Kaderisasi yang terabaikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel